Apa Itu Reksadana: Pengertian Reksadana, Jenis Reksadana, Keuntungan Reksadana dan Resiko Reksadana

apa-itu-reksadana

Halo sobat Syarif Soden, balik lagi nih di blog kesayangan ita sema. Pada kesempatan kali ini Admin mau membahas tentang Reksadana, Reksadana sendiri merupakan salah satu opsi berinvestasi yang banyak dimaniati oleh pelaku investasi. Lalu apa sih pengertian reksadana?

Investasi sendiri menjadi salah satu aktivitas yang menjanjikan sebagai salah satu opsi untuk memperkuat kondisi finansial Kita. Apalagi bagi Kita yang masih ada di usia muda, aktif, dan produktif. Oleh karena itu, sudah semestinya, investasi perlu dimulai sedari dini.

Saat ini, banyak sekali produk investasi yang bisa diakses oleh siapapun yang ingin memulai berinvestasi, seperti saham, obligasi, deposito, emas atau logam mulia, properti, asuransi, serta reksadana. Berbicara tentang reksadana, produk investasi ini merupakan salah satu produk yang paling populer, mudah dipahami, dan cocok untuk investor pemula. Berangkat dari keuntungan yang ditawarkan, mari kenali pengertian reksadana lebih lanjut.

Pengertian reksadana adalah sebuah produk investasi dalam bentuk kumpulan dana yang dikelola sebagai modal investasi untuk dikonversikan ke dalam berbagai jenis produk, seperti saham, obligasi, serta produk keuangan dan investasi lainnya.

Dana yang terkumpul tersebut dikelola oleh manajer investasi, sebuah manajemen atau lembaga profesional yang bertugas untuk mengelola kegiatan investasi Kita, termasuk reksadana. Pengertian reksadana yang mudah dipahami ini, jadi kekuatan untuk menarik perhatian investor muda atau pemula untuk mulai berinvestasi. 

Secara singkat tentang pengertian reksadana untuk Kita, investor pemula, Kita hanya perlu menyetorkan uang kepada pihak manajer investasi yang diselenggarakan oleh pihak bank dan penyedia asuransi untuk memilih dan membeli reksadana yang diinginkan.

Selanjutnya Kita hanya perlu memerhatikan pergerakan dan perkembangan investasi Kita sembari menambah dana, layaknya menabung. Maka dari itu, reksadana cocok sebagai produk investasi bagi pemula dan Kita yang belum punya cukup waktu mengelola investasi secara mandiri.

Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.

Selain itu reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Umumnya, reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, pertama, adanya dana dari masyarakat atau pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

Dengan demikian, dana yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

Bentuk hukum Reksa Dana dapat berupa Perseroan atau berupa Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Selain itu Reksa Dana juga dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu Reksa Dana Tertutup dan Reksa Dana Terbuka. Dalam perkembangannya, saat ini Reksa Dana yang paling banyak berkembang di Indonesia adalah Reksa Dana berbentuk hukum Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dan bersifat Terbuka.

Reksa Dana Terbuka adalah Reksa Dana yang dapat dibeli dan dijual sewaktu-waktu setiap hari bursa.

Aturan Investasi reksadana di Indonesia

Seorang investor juga perlu memperkaya pengetahuan investasi. Produk ini di Indonesia rilis pertama kali pada Juli 1996 oleh perusahaan Manajer Investasi (MI) tertua di Indonesia, yaitu PT Danareksa Investment Management. Perusahaan tersebut merupakan salah satu anak perusahaan PT Danareksa (Persero) yang bergerak di bidang usaha investment banking. Berdasarkan data di situs OJK (Desember 2020), terdapat 97 perusahaan yang beroperasi sebagai MI. Situs OJK mencatat bahwa produk yang terdaftar ada sebanyak 3.987 produk dengan total dana kelolaan sebesar Rp529 Triliun.

Pemerintah mengatur kegiatan investasi ini melalui Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dulunya bernama Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) mengatur dan mengawasi para agen penjual reksadana (APERD).

Jenis - jenis Reksadana

Secara umum jenis reksadana terbagi menjadi empat yakni reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.

jenis-jenis-reksadana

1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)

Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.

Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.

2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)

Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau obligasi.

Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.

3. Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)

Reksadana campuran adalah jenis reksadana mengalokasikan dana investasinya dalam portofolio yang bervariasi. Instrumen investasinya dapat berbentuk saham dan dikombinasikan dengan obligasi.

Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.

4. Reksadana Saham (Equity Fund)

Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.

Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.

Keuntungan investasi reksadana

Sebagaimana dengan jenis investasi lainnya, reksadana menawarkan keuntungan yang kompetitif untuk memperkuat kondisi finansial Kita. Memahami pengertian reksadana secara mendasar bisa jadi salah satu bekal Kita dalam berinvestasi di usia muda. Berikut adalah pengertian reksadana terkait keuntungan yang diberikan bagi Kita yang baru ingin memulai berinvestasi.

keuntungan-investasi-reksadana

1. Mudah dipelajari

Seperti yang sempat dijelaskan sebelumnya, memahami pengertian reksadana bukanlah hal yang sulit. Kita hanya perlu mendatangi penyelenggara manajemen investasi seperti bank atau penyedia asuransi untuk memulai membeli produk reksadana. Bersama manajer investasi, Kita pun akan mendapatkan informasi lebih rinci terkait pengertian reksadana dan produk-produk yang hendak Kita investasikan. Setelah berhasil membeli, Kita akan mendapatkan laporan terkait perkembangan investasi reksadana setiap bulannya yang dilakukan oleh manajer investasi pilihan Kita.

2. Penawaran yang beragam

Di saat Kita mulai untuk memahami pengertian reksadana, Kita pun akan diberi pemahaman tentang produk-produk reksadana yang tersedia untuk Kita. Penawaran reksadana ini secara umum terbagi menjadi dua, ada reksadana konvensional dan reksadana syariah. Sebagai investor, Kita akan diberi keleluasaan untuk memilih jenis produk reksadana mana yang sesuai dengan keinginan Kita. Kiata pun akan mendapatkan informasi terkait lembaga apa saja yang menyediakan produk reksadana yang bisa Kita beli untuk investasi.

3. Modal awal relatif terjangkau dan risiko relatif rendah

Berbeda dengan saham yang mengharuskan Kita membeli dalam satuan lot dengan akumulasi dana yang cukup besar. Dengan memahami pengertian reksadana dalam aspek transaksi, Kita bisa membeli reksadana sesuai dengan angka yang telah Kita persiapkan atau sisihkan, selayaknya menabung. Persentase keuntungan yang Kita dapatkan akan secara adil diberikan sesuai dengan modal investasi yang Kita miliki. Dengan mengeluarkan uang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Kita, risiko yang Kita dapatkan di investasi reksadana ini cenderung kecil dan dapat diantisipasi.

4. Dikelola secara profesional dan transparan

Selaku pengelola investasi Kita, manajer investasi haruslah memiliki pengalaman dan pengetahuan yang tinggi, serta profesionalitas yang baik. Sebelum menjadi manajer investasi, para pengelola tersebut juga diharuskan untuk mendapatkan sertifikat agar mampu menjaga integritas dan memahami reksadana secara keseluruhan untuk membantu jalannya investasi para nasabah. Manajer investasi juga akan senantiasa melaporkan perkembangan investasi Kita secara transparan, sehingga Kita pun bisa merasa aman dan nyaman untuk terus berinvestasi dan memahami pengertian reksadana lebih jauh.

5. Akses investasi melalui kanal online

Di era yang serba digital ini, akan cukup menyebalkan jika transaksi keuangan tidak dimaksimalkan secara online. Guna memberi kemudahan terhadap investasi Kita, transaksi dan informasi terkait reksadana Kita sudah bisa dilakukan secara online. Kita bisa mengaksesnya melalui aplikasi mobile banking dan internet banking, kapanpun dan di manapun.

Setelah memahami pengertian reksadana dan keuntungannya, Kita pun perlu memerhatikan kemungkinan risiko dalam berinvestasi reksadana. Karena pada dasarnya, setiap investasi memang memiliki risiko, meskipun dengan tingkatan yang berbeda. Risiko bisa ditemukan pada investasi reksadana adalah berkurangnya nilai unit penyertaan atau nilai dari produk reksadana yang Kita miliki.

Risiko ini biasanya hadir karena adanya penurunan pada nilai efek saham, obligasi, atau surat berharga lainnya yang termasuk ke dalam bagian dari reksadana. Selain itu, risiko lain yang kerap hadir adalah masalah likuiditas. Risiko ini biasanya dialami oleh manajer investasi yang hendak menjual kembali unit-unit reksadana sesuai dari keputusan investor. 

Resiko Berinvestasi di Reksadana

Seperti halnya wadah investasi lainnya, di samping mendatangkan berbagai peluang keuntungan, reksadana juga mengandung berbagai peluang risiko.

Contohnya, risiko berkurangnya nilai unit penyertaan. Risiko yang dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek saham, obligasi, atau surat berharga lainnya yang masuk dalam portofolio reksadana ini dapat diminimalisir oleh manajer investasi (selaku pengelola) dengan prinsip diversifikasi yang diterapkan.

Adapun risiko likuiditas adalah risiko menyangkut kesulitan yang dihadapi manajer investasi jika sebagian besar investor reksadana melakukan redemption (penjualan kembali) atas unit-unit yang dimiliki.

Kondisi seperti ini dapat berpeluang membuat manajer investasi kesulitan dalam hal menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

5 Tips Mengoptimalkan Invstasi Reksadana Untuk Pemula

5-tips-mengoptimalkan-investasi-reksadana

1. Mulai Berinvestasi dengan Nominal Kecil

Investasi adalah kegiatan yang berisiko. Risiko penurunan atau bahkan kehilangan nilai bisa saja terjadi. Jika Kita baru berinvestasi di reksadana, sangat disarankan untuk memulainya dengan nominal yang kecil.

Mulai berinvestasi dari nominal kecil memberi banyak kelebihan. Karena jumlah uang yang diinvestasikan sedikit, risiko yang ditanggung juga rendah. Jadi meski terjadi penurunan atau kehilangan nilai, semua itu masih berada dalam batas toleransi.

Reksadana sendiri ada banyak jenisnya. Mulai dari reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran hingga saham, setiap jenis reksadana memiliki tingkat risiko yang berbeda. Pilihlah reksadana yang risiko paling rendah. Di sini, Kita bisa memulainya dari reksadana pasar uang.

2. Selalu Belajar dan Tingkatkan Pengetahuan Mengenai Reksadana

Sebenarnya reksadana tergolong sebagai instrumen investasi finansial yang paling mudah dikelola. Meski demikian, jika ingin menikmati investasi menguntungkan, Kita tetap harus membekali diri dengan pengetahuan yang dibutuhkan sebelum mulai berinvestasi.

Pengetahuan mengenai reksadana harus terus ditingkatkan. Setelah memahami apa itu reksadana dan jenis-jenisnya, kembangkan pengetahuan Kita dengan mempelajari hal-hal terkait reksadana. Misalnya saja seperti mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya nilai reksadana.

Karena komposisi aset yang berbeda, setiap jenis reksadana juga memiliki karakter yang berbeda. Saat satu jenis reksadana menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, bisa saja penurunan nilai justru terjadi di jenis reksadana yang lain. Dengan konsisten meningkatkan pengetahuan tentang reksadana, akan lebih mudah bagi Kita untuk mengelola dan mengembangkan dana.

3. Tingkatkan Pengalaman Berinvestasi

Ada beberapa hal yang hanya bisa dipelajari dengan cara mengalaminya secara langsung. Melalui pengalaman, pengetahuan yang sudah dipelajari akan terkonfirmasi. Namun jika ada beberapa pengetahuan yang sudah tidak update lagi, di sinilah waktunya untuk memperbaiki.

Pengalaman berinvestasi akan membuka pengetahuan yang sebelumnya hanya sebatas teori. Bagaimana melakukan screening produk reksadana, komponen apa saja yang perlu diperhatikan sebelum membeli sebuah produk reksadana hingga tata cara membeli reksadana, semua itu hanya bisa dipelajari dengan cara melakukannya.

Di samping itu, banyaknya produk reksadana yang tersedia juga bisa menjadi masalah tersendiri. Jenis reksadana memang hanya ada empat. Namun mengingat banyaknya manajer investasi yang menawarkan produk reksadana, ada banyak produk reksadana yang tersedia di Indonesia. Untuk bisa mengetahui produk mana yang sebaiknya dibeli, Kita harus mencoba berinvestasi. Dengan cara inilah, Kita bisa mengetahui karakteristik dari produk reksadana.

4. Meminimalisir Biaya dalam Berinvestasi

Jual beli reksadana pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan jual beli barang pada umumnya. Setiap produk reksadana memiliki harganya masing-masing. Namun saat membeli sebuah produk reksadana, jangan hanya fokus pada harganya. Perhatikan juga fee-nya.

Sedikitnya ada tiga biaya atau fee yang melekat pada transaksi jual beli reksadana, yang meliputi fee beli, fee jual dan fee switching. Besaran fee ini sangat bervariasi tergantung pada jenis produk reksadana dan kebijakan dari penerbit reksadana.

Meski demikian, ada juga beberapa jenis dan produk reksadana yang tidak ada fee-nya atau, setidaknya hanya akan dibebankan dalam kondisi-kondisi tertentu. Jika memungkinkan, carilah produk reksadana yang tidak ada fee-nya atau fee-nya rendah. Selain itu, jangan terlalu sering melakukan aksi beli, jual atau switching.

5. Pilih Produk Reksadana yang Sesuai Kebutuhan dan Kemampuan

Orientasi investasi menguntungkan tidak selalu berhubungan dengan return tahunan yang tinggi. Perlu diingat, return tahunan pada dasarnya adalah angka rata-rata. Jadi sangat mungkin sebuah produk reksadana mengalami peningkatan nilai yang signifikan di tahun tertentu namun justru terpuruk di tahun yang lain.

Agar bisa menikmati hasil investasi, pilihlah produk reksadana yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Investasi untuk tujuan mempersiapkan dana pendidikan anak dengan investasi dana pensiun tentu berbeda. Produk reksadana yang sebaiknya dipilih juga tidak sama. Karena itu, pastikan untuk menentukan tujuan Anda berinvestasi sebelum mulai membeli reksadana. Untuk itu, Kita membutuhkan perencanaan yang tepat.

Posting Komentar untuk "Apa Itu Reksadana: Pengertian Reksadana, Jenis Reksadana, Keuntungan Reksadana dan Resiko Reksadana"

close